OVERPLANTING
I.
Tujuan
Melakukan
overplanting anggrek Phalaenopsis sp.
II.
Dasar
Teori
Overplanting
atau penjarangan merupakan bagian dari metode subkultur, yang bertujuan
menjarangkan kultur yang sudah terlalu padat dan media sudah tidak dapat mendukung
pertumbuhan kultur. Overplanting lazim dilakukan pada kultur biji anggrek,
kultur embrio, baik pada embrio somatic maupun embrio mikrospora. Biji anggrek
sangat kecil dan endospermnya tidak berkembang sehingga membutuhkan teknik
kultur jaringan untuk berkecambah. Dalam satu tahap perkecambahan (dari biji
sampai tumbuh plantlet yang siap diaklimatisasi) dilakukan minimal dua kali
overplanting.
Kegiatan sub kultur harus dilakukan
terhadap inokulum disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1) tumbuhnya eksplan cukup cepat dan telah memenuhi seluruh botol kultur
2) media tumbuh telah mengering yang ditandai dengan berkurangnya volume agar-agar atau media cairnya sudah habis
3) eksplan perlu diperbanyak lebih lanjut untuk tujuan tahapan perbanyakan selanjutnya
4) eksplan memerlukan media yang susunannya baru agar dapat mengalami diferensiasi lebih lanjut (Muslim, 2009).
1) tumbuhnya eksplan cukup cepat dan telah memenuhi seluruh botol kultur
2) media tumbuh telah mengering yang ditandai dengan berkurangnya volume agar-agar atau media cairnya sudah habis
3) eksplan perlu diperbanyak lebih lanjut untuk tujuan tahapan perbanyakan selanjutnya
4) eksplan memerlukan media yang susunannya baru agar dapat mengalami diferensiasi lebih lanjut (Muslim, 2009).
III.
Alat
dan Bahan
Alat :
1.
Pinset pendek dan panjang steril
2.
Scalpel steril
3.
Petridish steril
4.
Lampu Bunsen
5.
Laminar Air flow (LAF)
6.
Botol kultur steril
7.
Sprayer
Bahan :
1.
Medium VW
2.
Plb Anggrek Phalaenopsis
sp.
3.
Alkohol 70 %
4.
Spirtus
IV.
Cara
Kerja
1.
Menyiapkan alat – alat seperti pinset, scalpel, petridish,
botol berisi alkohol, botol kultur berisi media kultur, dan lampu bunsen.
2.
Melakukan sterilisasi semua alat – alat
tersebut.
3.
Menyalakan lampu dan blower LAF, kemudian
memasukkan alat – alat ke dalam LAF, dengan terlebih dahulu menyemprotkan alkohol
70%. Menata alat – alat di meja LAF sesuai dengan standar teknis
aseptis.
4.
Mematikan lampu dan blower LAF, kemudian
menyalakan lampu UV. Penyinaran lampu UV terhadap alat – alat kultur dilakukan
selama 20-30 menit.
5.
Setelah 30 menit lampu UV dimatikan, selanjutnya
lampu dan blower LAF dinyalakan.
6.
Memasukkan plb anggrek yang akan dioverplanting
ke LAF. Botol kultur plb disemprotkan alcohol 70% sebelum dimasukkan ke dalam
LAF.
7.
Menyalakan lampu Bunsen dan membukan kertas
payung dari setiap alat – alat steril (pinset, scalpel, petridish). Memasukkan
ujung scalpel dan pinset ke dalam botol yang berisi alkohol 70%.
8.
Mengeluarkan plb dari botol dengan scalpel. Ujung
pinset dilewatkan diatas api lampu Bunsen sampai alkoholnya habis sebelum
digunakan. Selanjutnya meletakkan plb di petridish steril.
9.
Menanam plb pada media overplanting yang sudah
disediakan. Penanaman dilkakukan dengan jarak yang tidak terlalu dekat
(overplanting).
10.
Memberi label pada kultur, yang berisi tanggal
pengkulturan dan nama kelompok.
11.
Menyimpan kultur pada ruang inkubasi.
V. Pembahasan
Pada praktikum overplanting ini kami menggunakan anggrek Phalaenopsis sp sebagai bahan untuk
ditanam di media VW. Overplanting
merupakan bagian dari metode subkultur, yang bertujuan menjarangkan kultur yang
sudah terlalu padat dan media sudah tidak dapat mendukung pertumbuhan kultur. Eksplan atau kalus yang sudah waktunya dipindahkan ke dalam
media kultur yang baru harus segera dilaksanakan dan tidak boleh sampai
terlambat. Sub kultur yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuhan eksplan atau
kalus tersebut akan terhenti atau mengalami pencoklatan atau bahkan
terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. Keadaan eksplan yang demikian
kemungkinan untuk diselamatkan kecil sekali sebab spora jamur atau bakteri
dapat menyebar dengan cepat sekali (Muslim, 2009).
Dalam
praktikum ini, kami
melakukan dua kali pengulangan overplanting
kultur anggrek. Pada minggu pertama pengamatan, belum terjadi kontaminasi pada
kedua kultur anggrek dan pertumbuhannya juga belum terlalu tampak. Namun pada pengamatan minggu ke 2 mulai
muncul kontaminasi berupa kapang pada media dan kultur anggrek pada botol kedua.
Hal ini bisa dikarenakan dalam proses subkultur dari botol induk ke botol
kultur kurang steril. Sehingga dalam percobaan ini overplanting tidak berhasil pada botol kultur kedua. Pada minggu ke
2, pada media dan anggrek botol kultur
pertama tidak terjadi kontaminasi. Selain itu, anggrek pada botol kultur
pertama sudah mulai tampak pertumbuhan dengan bertambah panjang dan besarnya
daun. Hal ini menunjukkan bahwa overplanting
pada botol kultur pertama telah berhasil.
Overplanting
anggrek Phalaenopsis sp. hanya
berhasil sebagian karena munculnya kontaminasi menunjukkan kurang sterilnya dalam
proses perlakuan overplanting
Daftar
Pustaka
Manuhara, S.W. Junairiah. Wahyuni, D. K. 2010. Petunjuk Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan.
Universitas Airlangga. Surabaya.
Muslim, Ahmadi. 2009. Melakukan
subkultur (inokulum). http://mediakultur
jaringan.blogspot.com/2010/08/melakukan-sub-kulturinokulum.html. Diakses tanggal 03 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar